Kota Malang Kedepan

Posted 00.45 by Dharma Wiyata Computer in Label:
Keadaan ini dapat dibagi dalam dua bagian ialah


a) Masa peralihan ;

Dalam masa peralihan kita harus menindjau, adakah Malang sanggup untuk memberikan djaminan, djika kedudukan Pemerintah Agung sekarang djuga dipindahkan ke Malang. Untuk mengimbangi keadaan demikian, maka apakah jang harus kita tindakkan ? Gedung didalam kota Malang, di Batu maupun di Lawang tjukup banjak dan luas pula untuk dapat mentjukupi keperluan ruangan2 pelbagai djawatan Pemerintah, Ambassades d.1.l., dalam sementara waktu ini. Adapun gedung2 ini kini kebanjakan dipergunakan oleh badan2 perdjoangan, badan2 usaha d.s.b., jang nanti dapat dipindahkan misalnja ketangsi2 jang pada azasnja masih tjukup luas untuk diisi. Hanjalah perumahan tangsi ini banjak jang rusak sehingga perlu diperbaiki terlebih dahulu. Sudah barang tentu pemindahan ini akan menimbulkan kesukaran2, tetapi dengan sekedar sikap bidjaksana, misalnja dengan pemberian penerangan2, maka kesukaran2 ini akan dapat kita atasi. Tentang kesanggupan kota Malang untuk menambah djaminan kepada penduduk kota jang pasti akan bertambah djumlahnja berhubung dengan pemindahan Pemerintahan Pusat, tidak perlu dichawatirkan, berdasarkan kenjataan, bahwa hingga kini tiada tampak tanda2 akan adanja atau adanja kekurangan makanan serta minuman, sekalipun Malang pernah menerima sedjumlah 70.000 orang pengungsi dari daerah lain.

Mungkinkah dikandung kechawatiran, bahwa kota Malang kian hari akan bertambah kian surut sehingga achirnja akan mendjadi sebuah kota "mati" Kemungkinan demikian patut kita kupas seksama, berhubung pula dengan pengembalian2 kota2 jang kini diduduki Belanda kepada fihak Republik.

Seorang stedebouw kundige pada tahun 1935 telah meramalkan, bahwa kota Malang bukannja akan "mati", melainkan dan bahkan pula senantiasa akan kian meluas, terutama disebabkan oleh letaknja setinggi 444 m sehingga kebaikan iklim terdjamin, lagi pula oleh perkebunan2 (bergcultures) jang terdapat di daerah Malang.


b) Masa sesudah peralihan ini ; 



Disamping ini sjarat2 stedebouw telah pula dipenuhi, dan dapat dilaksanakan paralel dengan stedeschoon, sedang perlaksanaan stedebouw dengan kedua bagaiannja, ialah opbouw dan uitbouw tjukup terdjamin adanja. Sjarat2 ketiga ini tidak mudah dipenuhi oleh daerah2 lain. Daerah2 untuk verkeers-, woon-, industrie- dan ontspanningsdoeleinden tjukup tersediakan, demikian pula halnja dengan groen- dan re-creatie-gebieden. Adapun ramalan tsb, didasarkan pula kepada djumlah penduduk jang kian lama bukannja kian susut, melainkan kian bertambah dan meningkat.


Djumlah penduduk jang pada tahun 1920 ada 42.981 orang, pada tahun 1936 telah mendjadi 95.375 djiwa. Selandjutnja stedebouwkundige tsb, mengemukakan pendapatnja, bahwa dalam sedikit waktu lagi Malang menghadapi penambahan djumlah penduduk jang mengagumkan. Ramalan demikian achirnja njata tiada meleset. Dalam tahun 1946 djumlah penduduk kota Malang meningkat mendjadi 226.653 orang tiada terhitung 70.000 orang pengungsi sedang ditahun 1954 djumlah penduduk jang tertjatat ada 271.870 djiwa.

Selain dari pada "bevolkings-aanwas" ini, maka sjarat2 lainnja untuk mendjamin langsung-hidup maupun kemadjuanja telah dipenuhi oleh kota Malang. Adapun jang mengenai uitbouw, ditilik dari sudut kesehatan maka sebaiknja apabila djalannja uitbouw ini ialah ke Barat dan Utara, karena daerah2 ini sehat lagi pula pemandangan alamnja tjukup indah pula, selandjutnja kesukaran2 technisch tidak akan banjak timbul. Selain dari pada itu letak kota Malang jang djauh dari "tectonische epicentra" (dekat Nusakambangan serta Wonosobo) sedang "epicentra" jang agak dekat (jang pernah diketahui ialah: Timurnja semenandjung Blambangan dan 100 ? 200 km. Selatan dari Pantai-Selatan Malang) tidak perlu menimbulkan kechawatiran dalam usaha membangun gedung2 "Kebesaran-Negar"?, sekalipun kemungkinan timbulnja gempa-bumi tetap patut diperhatikan, karena pulau Djawa adalah memang penuh bergunung api.

Dalam soal lalu-lintas dan perhubungan pun Malang meghadapi kemungkinan2 jang luas. Lapangan terbang jang sudah ada dapat diperluas, diperbaiki serta diperlengkapi untuk dapat melajani perhubungan udara jang sempurna.

Dalam pada itu perlu dikemukakan, bahwa ahli2 penerbangan berpendapat, bahwa lapangan terbang di Singosari adalah jg terbaik diseluruh Djawa, karena luasnja tanah-datar Singosari/Sundeng dengan corridor Lawang-Kepandjen, lagi pula karena terangnja udara (tidak mistig).

Tenaga listrik jang tjukup banjak sumber2nja serta tjukup kuat pula, membuka kemungkinan2 ?electrificatie locaal transport?, sedang bukan barang mustahil pula bila kelak di Malang berdjalan sebuah ?trolley?. Perhubungan tjepat Malang-Surabaja sekarang telah diselenggarakan dengan ?diesel electrische treinen?.

Dalam soal ?industrialisatie? tenaga listrik ini merupakan pula factor jang penting. Dan dalam hal inipun Malang menghadapi kemungkinan jang tiada terkirakan luasnja. Tanah2 dalam daerah kota seluas 4.225 ha,kini merupakan tanah-persediaan untuk melaksanakan segala kemungkinan2 itu, sedang diluar daerah kota masih be-ratus2 ha. tanah jang dapat dipergunakan pula.

Demikianlah, maka factor2 sekaliannja ini silih-berganti akan hidup-menghidupkan, saling dorong-mendorong, mendjamin seteguhnja langsung-hidupnja, meluasnja serta madjunja kota Malang dihari kemudian.


0 comment(s) to... “Kota Malang Kedepan”

0 komentar:

Posting Komentar